Wisata ke Bali

Awal bulan ini, tepatnya tanggal 4, 5, dan 6 Maret, saya dan 3 teman berwisata ke Pulau Dewata, a.k.a Bali. Kenapa hanya 3 hari dan weekday pula? Karena dapat tiket promonya pada weekday saja, dan sayang cutinya kalau lama-lama. Tapi, setelah menjalani trip ini, sepertinya memang lebih bagus mengunjungi Bali di hari kerja daripada weekend, apalagi long weekend atau musim liburan para bule: bisa penuh sesak di objek-objek wisatanya! Tidak musim liburan saja menurut saya sudah cukup banyak turis, apalagi musim liburan. Sungguh tak terbayang rasanya.

Pemandangan di Tanah Lot yang penuh dengan wisatawan. Tapi, katanya ini masih termasuk sedikit loh. 

Untuk perjalanan ke Bali ini saya memilih menggunakan agen tur. Ini karena terkendala transportasi: saya dan teman-teman saya tidak ada satu pun yang bisa mengendarai mobil, dan jika sewa mobil beserta supirnya, harganya tidak jauh berbeda dengan agen tur. Jadi, daripada pusing mikir mau ke mana, makan di mana (secara cari makanan halal di Bali masih cukup susah di beberapa tempat), dan sejenisnya, mending langsung saja pakai agen tur. Sementara untuk penginapan, untungnya salah seorang teman punya saudara yang tinggal di Denpasar, jadi kami bisa menumpang di sana, plus dapat makan gratis lagi. Hehehe.

Di Bali cukup jarang angkutan umum, dan kebanyakan wisatawan memakai jasa sewa mobil atau motor serta agen tur untuk berkeliling Bali.

Selama tiga hari di Bali, hanya 2 hari yang efektif untuk jalan-jalan. Karena di hari ketiga penerbangan kembali ke Jakarta pukul 12.00 siang, dan jalur menuju bandara pada hari kerja biasanya macet. Jadi nanggung kalau mau dipakai jalan-jalan.

Pada hari pertama, objek wisata yang dituju adalah Taman Kupu-kupu, Jatiluwih, Tanah Lot, dan ditutup dengan mampir ke Krisna untuk beli oleh-oleh. Untuk hari pertama ini, saya pakai jasa dari balitourpaket. Harga yang tercantum sudah include biaya masuk objek wisata serta makan siang, bahkan dapat snack dan air mineral juga.

Destinasi pertama, Taman Kupu-kupu. Sayangnya, menurut saya, taman ini kurang terurus dengan baik. 

Salah satu jenis kupu-kupu yang ada di Taman Kupu-kupu.

Kepompong kupu-kupu. Staf Taman Kupu-kupu akan mengambil kepompong-kepompong yang ada di taman lalu ditangkarkan di penangkaran agar kelangsungan hidupnya lebih besar. Karena jika dibiarkan di taman takutnya para kepompong ini mati. Selain itu juga agar dapat terdata jumlah kupu-kupu yang baru.

Kepompong dari jenis kupu-kupu yang berbeda. Beda jenis, maka beda pula bentuk dan warna kepompongnya.

Kupu-kupu raksasa yang masih dalam penangkaran karena baru beberapa hari keluar dari kepompong sehingga sayapnya masih lemah.

Selain kupu-kupu ada juga belalang ranting (kalau tidak salah begitu namanya) dan belalang daun. Bisakah kalian menemukan mereka?





Untungnya ketemu tarantula ini di dalam kotak kaca. Kalau lepas liar pasti dah ngibrit deh.

Salah satu awetan kupu-kupu. Kita bisa mengenal berbagai jenis kupu-kupu dari awetan ini.

Destinasi kedua adalah Jatiluwih. Untuk ke Jatiluwih ini disarankan menggunakan kendaraan pribadi, jangan online atau taksi karena kendaraan tersebut di larang mengambil penumpang di kawasan Jatiluwih. Mereka hanya boleh menurunkan penumpang saja. Jadi, jika ingin keluar dari sini sedikit ribet bila tidak sewa/bawa kendaraan sendiri.

Dalam perjalanan menuju Jatiluwih menemukan pemandangan ini. Menurut pemandu saya, ini adalah acara pemakaman.

Cantik ya. Tapi entah kenapa saat melihat langsung di sini rasanya tak seindah foto ini. Hehehe. Mungkin karena area turis jadi hawanya beda jika melihat persawahan alami yang bukan daerah wisata.

Salah satu cara irigasi di Jatiluwih. Bunyinya bikin kaget!

Kawasan Tanah Lot, tapi ini bukan Pura Tanah Lot yang dimaksud.

Inilah Pura Tanah Lot. Cukup ramai wisatawan ya.

Pemandangan lain di kawasan Tanah Lot.

Pada hari kedua, objek wisata yang dituju adalah Nusa Penida, tempat yang lagi hits banget akhir-akhir ini. Di Nusa Penida ini saya pakai jasa dari saytonusapenida. Dalam satu hari ini, saya  mengunjungi Angel's Billabong, Broken Beach, Kelingking Beach (yang juga ada pohon cintanya), sama Crystal Bay Beach. Fyi, dari satu tempat ke tempat yang lainnya ini cukup jauh, sekitar 1 jam perjalanan (kalau ngebut). Ini karena banyaknya jalan yang rusak dan sempitnya jalan, jadi kalau papasan dengan mobil dari arah berlawanan mesti minggir dulu. Saya cukup sering harus berhenti karena berpapasan dengan mobil dari arah berlawanan, padahal ini adalah hari kerja. Bisa bayangkan jika akhir pekan plus musim liburan? Pasti lebih sering berhenti, dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi macet panjang!

Jalanan yang rusak banyak saya jumpai saat menuju lokasi-lokasi wisata di Nusa Penida sehingga membuat perjalanan menjadi lebih lama.

Turun dari mobil setibanya di Angel's Billabong+Broken Beach (ya, kedua tempat ini ada di satu area) disuguhi pemandangan begini. Duh, indah banget, ya.

Tangga panjang menuju spot foto di Angel's Billabong.



Broken Beach, yang menurutku penampakannya seperti di Pantai Urk yang ada di Drama Korea Descendants of the Sun.

Kelingking Beach. memang bentuk tebing ini seperti kelingking, mungkin itu kenapa dinamakan Kelingking Beach.

Spot foto legendaris di Kelingking Beach.

Criytal Bay Beach. Berbeda dengan Angel's Billabong dan Kelingking Beach yang tidak bisa untuk bermain air, di Crystal Beach ini bisa main air sesukanya. Di sini banyak bule yang berjemur dan berenang di laut. Namun, di sini tidak ada pemandian untuk membilas, jadi mungkin bisa dipertimbangkan jika ingin berenang.

Nah, itulah pengalaman trip saya ke Bali. Jika ditanya bagaimana kesan saya dengan Bali, sayangnya saya harus menjawab: biasa saja! Mungkin karena sebelumnya saya sudah berekspektasi terlalu tinggi dengan Bali, sehingga saat melihat Bali ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi saya itu. Misalnya Jatiluwih yang merupakan objek persawahan di Bali. Saya adalah penyuka pesawahan. Setiap melihat sawah, hati saya selalu berbunga-bunga. Lihat sawah dari kereta saja sudah bahagia sekali, apalagi bisa melintas di jalan setapak di antara tanaman padi.  Tetapi saat tiba di Jatiluwih, saya merasa biasa saja, tidak ada rasa berbunga-bunga. Mungkin karena di sana sudah terlalu tertata untuk turisme kali ya, jadi rasa alaminya kurang saya dapati. Walau begitu, saya harus akui bahwa Nusa Penida sangat indah. Laut birunya yang cantik sungguh memukau. Paling harus rela saja mengantre di spot-spot cantik untuk berfoto.

Yah, mungkin saya harus kembali lagi ke Bali dengan destinasi yang berbeda. Kali saja saya mendapatkan pengalaman yang berbeda: lebih seru dan menakjubkan. Entahlah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip Korea Selatan - Busan

Trip Bangkok, Thailand

United Kingdom, My Dream