Postingan ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya (di
sini) tentang trip saya selama di Korea Selatan. Postingan kali ini akan membahas perjalanan saya selama di Busan. Selamat membaca ^^
Busan
Setelah "insiden" kecil saat membeli tiket bus ke Busan, perjalanan saya ke Busan pun di mulai. Perjalanan menuju Busan (Nopodong) kurang lebih 5 jam dengan satu kali pemberhentian selama 10 menit. Di sini kamu bisa ke kamar mandi atau mencari makanan.
Sesampainya di Busan (Nopodong), saya langsung bergegas menuju Stasiun Nopo yang letaknya tersambung dengan terminal bus Nopodong. Cari saja papan petunjuk arah yang menunjukan arah ke Metro (kalau di Seoul disebut Subway). Untuk masuk ke Metro, kita tinggal tap kartu Tmoney saja (penggunaannya sama seperti kartu tap untuk Transjakarta atau komuterline, atau Ez-Link kalau versi Singapura). Fyi, jika kamu berencana pergi ke luar daerah Seoul dan Busan, mohon dicek kembali daerah-daerah dan alat tansportasi yang bisa dipakai oleh Tmoney. Karena ada beberapa kota di Korea Selatan yang belum bisa menggunakan Tmoney, seperti Sokcho. Lengkapnya bisa cek di
sini.
|
Saran: lebih baik simpan peta metro dan subway di ponsel untuk memudahkan pencarian saat trip |
Dari Stasiun Nopo, tujuan saya adalah hostel tempat saya menginap yang ada di dekat Stasiun Choryang (line 1). Sesampainya di Stasiun Choryang, saya mencari jalan menuju hostel. Namun, karena terkendala wifi (saya tidak sewa wifi, karena mengandalkan wifi gratisan yang tersebar di mana-mana, meski terkadang sinyalnya turun-naik), saya pun tidak bisa mengakses map untuk mengetahui arah menuju hostelnya. Saya lalu mencoba bertanya ke penduduk lokal, mencoba tanya yang lebih muda dengan harapan mereka bisa mengerti bahasa Inggris. Sayangnya nihil, yang saya tanya juga tidak terlalu mengerti bahasa Inggris. Walau begitu, dia bersedia untuk membantu. So, selama ada bahasa tubuh, tidak ada yang namanya kendala bahasa 😜.
Saya lalu memberikan alamat hostel yang di tulisan dalam tulisan Korea (hangul):
Popcorn Guesthouse Busan Station (saya sangat merekomendasikan tempat ini untuk tinggal: nyaman, ada wifi gratisan [penting ini!!! 😜], dekat dengan Stasiun Choryang [sekitar 2 menit] dan Stasiun Busan [sekitar 5 menit]). Dia pun mencari menggunakan GPS-nya, dan ketemu deh jalannya. *Tip: simpan file/kertas dengan alamat tujuan dalam tulisan Korea (hangul), karena tidak semua orang Korea bisa baca tulisan latin. Atau, kalau ke tempat objek wisata bisa simpan fotonya. Nanti tinggal kasih saja alamat/foto tersebut dan minta diarahkan.
|
Popcorn Guesthouse, tempat saya menginap di Busan. Di sisi kanan dari arah foto ini adalah Stasiun Choryang. |
|
Salah satu sudut di dalam Popcorn Guesthouse. Spot keren buat foto-foto. |
|
Spot lucu lainnya yang instagramable. |
Setelah istirahat sejenak di hostel, saya mulai menjelajah Busan di malam hari. Hari pertama di Busan ini saya memilih untuk pergi ke
Gukje Market, cari makan sambil lihat-lihat
BIFF (Busan International Film Festival) Square. Cara ke sini, tinggal naik Metro dan turun di Stasiun Jagalchi, lalu keluar melalui exit 7, jalan lurus sebentar sampai menemukan belokan, kemudian belok kiri dan jalan terus. Kalau menemukan tenda-tenda berisi makanan atau tenda ramalan, nah itu sudah masuk Gukje Market dan BIFF Square. Tinggal telusuri saja sepanjang jalan itu. Dan, inilah akhir hari pertama saya di Busan, Korea Selatan.
|
Tenda-tenda makan di sepanjang Gukje Market. |
|
BIFF Square. |
|
Banyak pasangan bertebaran di sini, bikin baper banget!!! |
|
Salah satu spot cap tangan para artis di BIFF Square. |
|
Kalau menemukan ikon ini, berarti kamu sudah berada di jalan yang benar. |
|
Ini papan jalan yang mengarahkan Gukje Market dan BIFF Square. |
Di hari kedua, list destinasi saya adalah
Haedong Yonggungsa Temple, tempat-tempat sekitar
Haeundae Beach,
Gwangalli Beach,
Igidae Park, dan
Oryukdo Skywalk. Sayangnya, kenyataan tak semanis harapan. Yang sanggup saya jelajahi hanya 3 tempat: Haedong Yonggungsa Temple, Haeundae Beach dan sekitarnya, serta Oryukdo Skywalk, itu pun sudah menahan kaki yang senat senut.
Lalu, bagaimana cara ke destinasi tersebut?
Sebenarnya, ada bus yang bisa digunakan untuk mengelilingi Busan, yaitu
City Tour Busan. Namun, saya lebih memilih tidak menggunakannya agar bisa merasakan transportasi umum di sana. Menikmati keseruan menunggu bus, degdegan apakah ini bus yang benar, clingak-clinguk untuk tahu apakah sudah sampai apa belum, Pokoknya jadi lebih serulah perjalanannya.
Nah, untuk ke Haedong Yonggungsa Temple, saya berangkat menggunakan Metro dari Stasiun Choryang. Dengan berlandaskan petunjuk dari web
visit korea, saya pun pergi menuju Stasiun Haeundae (line 2). Karena line Metro saya (Stasiun Choryang) berbeda dengan line Metro Stasiun Haeundae, jadi saya akan transit di Stasiun Seomyeon. Waktu tempuh Stasiun Choryang ke Stasiun Haeundae kurang lebih 1 jam, Dari Stasiun Haeundae, keluar di exit 7 dan naik bus no. 181 jurusan Haedong Yonggungsae Temple. Halte bus ini tepat berada di depan tangga terluar exit 7. Lama naik bus kurang lebih setengah jam, yang kemudian ditambah jalan kaki sekitar 5-10 menit sampai ke pintu masuk Haedong Yonggungsae Temple. Di sini saya menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam.
|
Belokan di depan adalah jalan menuju Haedong Yonggungsa Temple. Dari sini jalan kaki sekitar 10 menit hingga sampai temple. |
|
Pintu masuk ke Haedong Yonggungsa Temple yang dipenuhi pedagang kaki lima. |
|
Hotteok, salah satu panganan khas Busan. Dari hotteok yang sudah saya coba selama di Busan, hotteok ibu inilah yang paling enak, lokasinya di bawah dekat laut (saat turun tangga, jika melihat persimpangan, ambil yang ke kiri dan terus ke bawah). |
|
Sembahyang seorang diri di tepi laut. |
|
Salah satu view dari tebing dekat Haedong Yonggungsa Temple. |
|
Sembahyang bersama biksu di tepi laut. |
|
Haedong Yonggungsa Temple (sumpah, ini banyak banget pengunjungnya). |
|
Tebing dekat Haedong Yonggungsa Temple. |
|
Haedong Yonggungsa Temple. |
Puas mengelilingi Haedong Yonggungsae Temple, saya lalu ke destinasi selanjutnya: Haeundae Beach. Untuk ke Haeundae Beach, sepertinya bisa naik bus 181. Namun, saya tidak mencoba naik bus ini karena saya melihat di papan bus dekat halte, dengan tulisan besar-besar berwarna merah, bahwa bus no. 9 (jika tidak salah ingat) trayeknya adalah Haedong Yonggungsae Temple - Stasiun Haeundae. Saat penasaran, benar atau tidaknya, eh busnya datang. Ya udah saya tanyakan ke supirnya apakah benar ke Stasiun Haeundae. Dan ternyata benar, jadilah saya naik bus ini, bukan 181. Jika saya tidak salah ingat, bus ini berhenti di halte depan exit 7 di Haeundae Station, yaitu tempat sebelumnya saya naik bus 181 menuju Haedong Yonggungsa Temple. Jika kamu berencana ke Haeundae Beach dari Haedong Temple, mungkin bisa naik bus ini.
|
Papan bus yang belakang menginfokan nomor bus jurusan Haedong Yonggungsa Temple - Haeundae Station. |
Penjelajahan saya di area Haeundae dimulai dari Haeundae Beach hingga
Nurimaru APEC House, dengan berjalan kaki. Jika kamu juga ingin berjalan kaki dari Haeundae Beach hingga Nurimaru APEC House, yang letaknya ada di ujung pantai, kuatkanlah kakimu. Karena perjalanannya cukup panjang. Hwaiting!!!
|
Haeundae Beach. Luas dan lebarkan pantainya. |
|
Di sini, banyak pengunjung yang memberikan snack ke burung camar. Lucu sih lihatnya, tapi sebenarnya ini tidak boleh demi kebaikan si camar. Jadi, jangan ikut-ikutan ya. |
|
Patung duyung di Haeundae Dongbaekseom Island, masih satu jalur dan berdekatan dengan Haeundae Beach. |
|
Jalur menuju patung duyung. |
|
Salah satu view dari patung duyung. Di kejauhan itu adalah Haeundae Beach yang baru saja saya lalui. |
|
Nurimaru APEC House. Foto diambil dari mercusuar yang letaknya dekat dengan Nurimaru ini. |
Saya menghabiskan sekitar 2 jam di area Haeundae ini. Karena waktu sudah sangat siang, sekitar pukul 14.00, saya lalu bergegas menuju destinasi selanjutnya: Oryukdo Skywalk (rencana ke Gwangalli Beach dan Igidae Park harus digugurkan karena waktu sepertinya tidak memungkinkan untuk pergi ke tiga tempat sekaligus dan kaki juga sudah sangat lelah). Dari Nurimaru Apec House, saya berjalan cukup jauh (sekitar 30 menit) hingga menemukan stasiun Metro terdekat, yaitu Stasiun Dongbaek. Sedikit susah menemukan Metro ini, karena papan petunjuk arahnya terlalu tinggi sehingga tidak terlihat. Jadi, siagakan mata untuk mencari papan ini ya ^^.
Untuk ke Oryukdo Skywalk, berbekal petunjuk dari web
visit korea, saya naik Metro menuju Stasiun Busan lalu melanjutkan naik bus no. 27 yang haltenya berada di dekat pintu exit 10. Namun, sebenarnya dari Stasiun Haeundae bisa turun di Stasiun Kyungsung Univ. - Pukyong Nat'l Univ., tidak perlu ke Stasiun Busan! Ini baru saya ketahui saat saya iseng tanya cara ke Oryukdo Skywalk pada bagian informasi di Stasiun Busan. Mereka memberikan Busan Tour Map ke saya dan menunjukkan bahwa saya bisa ke Stasiun Kyungsung Univ. - Pukyong Nat'l Univ. lalu naik bus 27. Hadeuh, ampun Tuhan T_T. Tau begini kan bisa menghemat waktu, dan mungkin bisa mampir ke Gwangalli Beach. Ya udah, ikhlaskan saja ya. Namanya juga jalan-jalan sendiri, kalau gini mana seru *mencoba berpikir positip, padahal mah hati masih nyesek*
|
Keluar dari exit 10 akan melihat gedung Busan Station yang isinya adalah kereta-kereta cepat seperti KTX. Kalau kamu mau ke Seoul, naik keretanya dari sini (bukan dari Metronya). |
Berhubung saya sudah jauh-jauh sampai di Stasiun Busan, rasanya males kalau mesti balik lagi. Jadi, saya putuskan mengikuti rencana awal saja, yaitu naik bus 27 dari exit 10 Stasiun Busan, dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Naik bus ini, tidak perlu celingak-celinguk khawatir kelewatan, karena pemberhentian terakhirnya adalah Oryukdo Skywalk. Dari pemberhentian terakhir ini, tinggal jalan kaki sedikit menuju Skywalknya.
|
Apartemen-apartemen dekat Oryukdo Skywalk. Cantik pemandangan dari sini ^^. |
|
Sebelum masuk ke Skywalk yang terbuat dari kaca, mesti pakai kain pelapis sepatu dulu. Mungkin biar kacanya tidak tergores-gores kali ya, secara banyak banget yang datang ke sini. |
|
Di bawah kaca yang menjadi pijakan saya ini adalah laut! |
|
Salah satu view dari ujung Oryukdo Skywalk. |
|
Jalur menuju Oryukdo Skywalk. |
Usai menikmati dingin dan kencangnya angin sore (sumpah, anginnya kenceng banget! Badan aja bisa keseret!), saya lalu kembali ke pemberhentian bus untuk pulang ke hostel karena kaki sudah teriak minta diistirahatkan. Dan, berakhirlah perjalanan hari kedua saya.
Hari ketiga, hari terakhir saya di Busan (sumpah, berasa cepet banget waktu berjalan!), list destinasi saya adalah:
Gamcheon Culture Village,
Taejongdae Park, dan
Yongdusan Park. Namun, karena keterbatasan waktu plus lelah sangat, Yongdusan Park terpaksa dibatalkan T_T.
Berhubung malam ini saya langsung menuju Seoul, jadi saya harus check out sebelum pergi ke Gamcheon Culture Village. Lalu, bagaimana dengan barang-barang saya? Tenang, ada loker untuk menaruh barang di Stasiun Busan (yang di gedung KTX ya), sehingga nanti malam bisa langsung ambil saat menunggu keberangkatan kereta. Biayanya ₩4.000 won seharian.
|
Tiket loker di Stasiun Busan KTX. Jangan hilang, ya. |
Selesai dengan barang-barang, saya memutuskan untuk membeli tiket kereta ke Seoul terlebih dahulu sebelum pergi menuju Gamcheon Culture Village. Saat saya searching jadwal kereta menuju Seoul di di
sini, jadwal kereta termalam adalan pukul 23.00 dan tiba di Seoul pukul 04.30. Saya mencari jadwal termalam dari Busan dan tersiang tiba di Seoul dengan harapan bisa mengurangi biaya penginapan karena bisa tidur di kereta. Dan, di sinilah kesalahan saya, yaitu tidak mencek kembali jadwal tersebut sebelum pergi ke Korea. Ternyata, jadwal tersebut sudah berubah. Jadwal kereta Mugunghwa (kereta paling lambat) paling malam adalah pukul 21.45 dan tiba di Seoul pukul 03.11. Waktu yang cukup lama (dan sangat menderita-akan saya ceritakan nanti) untuk menunggu hingga pagi tiba. Dan, saya pun membeli tiket dengan jam tersebut.
|
Tiket kereta menuju Seoul. Kereta termurah adalah Mugunghwa karena waktu tempuhnya lebih lama daripada KTX. Yang dilingkari ada hari dan waktu keberangkatan, tujuan, serta tipe kereta (lingkaran paling bawah). |
Mari kita lanjutkan cerita perjalanan saya ke Gamcheon Culture Vllage. Dari Stasiun Busan, saya naik metro menuju Stasiun Toseong dan keluar dari exit 6. Dari sini jalan sedikit ke arah kanan untuk sampai ke halte bus (nanti akan melewati Rumah Sakit Busan). Lalu naik bus (mungkin lebih tepatnya disebut mini bus) berwarna hijau dengan nomor 1-1, 2, atau 2-2. Lama perjalanan sekitar 30 menit, dan akan turun di depan pintu masuknya.
|
Mini bus berwarna hijau yang akan mengantarkan ke Gamcheon Culture Village. Di sisi samping bagian depan bus itu sebenarnya ada tulisan besar Gamcheon Culture Village, tapi tidak ke foto karena busnya bergerak cepat. |
Di Gamcheon Culture Village ini saya menghabiskan waktu sekitar 3 jam untuk berkeliling (ini desa luas banget soalnya). Dan kamu bisa mendapatkan 2 postcard gratis di dua tempat, yaitu di Haneul Maru (rumah no. 5) dan Gamnae Eouleo (rumah no. 16). Namun, untuk mendapatkan postcard gratis ini, kamu harus menstempel di peta Gamcheon dulu. Peta ini bisa kamu beli di infomation center yang berada persis di pintu masuk seharga ₩2.000. Menurut saya sih tidak apa beli ini, lumayan ngak bikin kesasar dan bisa tahu spot-spot cyantik untuk foto. Dan, jika kamu sudah menstempel di 9 tempat, itu sama saja kamu sudah mengelilingi seluruh Gamcheon Culture Village.
|
Peta Gamcheon Culture Vilage. Luaskan! |
|
Pintu masuk Gamcheon Culture Village. |
|
Bagian peta yang mesti distempel untuk mendapatkan postcard gratis. Jika sudah menstempel ke-9 kotak tersebut, itu berarti sudah mengelilingi seluruh wilayah Gamcheon Culture Village. |
|
Salah satu seni di Gamcheon. |
|
Variety Show Running Man ternyata pernah shooting di sini juga. *Yang saya tau mah cuma 2D1N, secara cuma itu dan TROS variety show korea yang ditonton* |
|
Pemandangan Gamcheon Culture Village diambil dari Haneul Maru. |
|
Kotak pos untuk mengirimkan postcard. Sayangnya, ini sudah tidak dipakai lagi. Jika ingin mengirimkan kartu pos, bisa langsung di dalam, minta sama petugasnya. Jika besok sampai bayar ₩700, jika setahun sampai bayar ₩500. Kartu posnya bisa dikirim ke mana saja! |
|
Artistik lain di Gamcheon. |
|
My Petit Prince with his fox. |
|
Sumur ini terlihat tambah keren dengan lukisan-lukisan di dindingnya. |
|
"Lemari buku" di tengah jalan. |
|
Coba buat beberapa kata dalam bahasa Korea dengan menggunakan hangul ini! |
|
Ada yang mengatakan, Gamcheon Village adalah Machu Picchunya Busan. |
Meski kaki sudah teriak-teriak minta istirahat panjang (ya gimana enggak, jalan terus selama 3 jam), tapi saya harus melanjutkan perjalanan. Taejongdae Park, kami datang!
Dari Gamcheon Culture Village, saya naik bus yang sama, namun dari arah yang berlawanan, dan turun di seberang Rumah Sakit Busan untuk naik metro menuju Stasiun Nampo. Dari Stasiun Nampo, saya keluar melalui exit 6, lalu melanjutkan dengan bus no. 8, 30, atau 113. Saat menunggu bus, kebetulan sedang lampu merah, sehingga kendaraan banyak berhenti. Namun, saya merasa aneh, kok lampu merahnya lama banget. Lalu, saya coba memperhatikan lebih saksama apa yang sedang terjadi di depan sana. Dan ternyata, jalanannya keangkat!!! Jalanannya ini rupanya jembatan yang bisa dinaik-turunkan. Pertama kalinya melihat jembatan-jalan yang diangkat begini. Keren!
|
Jalanan/jembatan sedang naik karena ada kapal lewat. |
Perjalanan dari halte bus menuju Taejongdae Park sangat lama, sekitar 1 jam. Belum lagi mesti antre panjang untuk menaiki danubi train yang akan membawa ke Mercesuar dan Taejongdae Cliff-nya. Sebenarnya, bisa jalan kaki menuju kedua tempat itu, tetapi cukup jauh, sekitar 2 km. Namun, karena kaki masih menjerit-jerit minta diistirahatkan, jadi saya memilih untuk mengantre kereta saja. Karena mengantre keretanya bisa duduk, kecuali saat membeli tiketnya. Tinggal didengar saja nomor berapa yang sedang dipanggil (ada nomor keretanya di tiket, bisa lihat dalam foto), atau jika tidak mengerti bisa duduk dekat pintu masuk ke keretanya dan menunjukkan tiketnya. Mereka akan kasih tau jika itu bukan kereta kita. Harga tiketnya ₩2.000 dan bisa dipakai untuk pulang pergi, jadi jangan dibuang tiketnya ya.
|
Tiket kereta danubi, yang dicoret merah adalah nomor urutan keretanya. |
|
Danubi Train, yang akan membawa ke objek wisata di Taejongdae Park. |
|
Mercusuar. |
|
Tangga kayu yang membawa saya menuju Mercusuar dan Taejongdae Cliff. |
|
Taejongdae Cliff. |
|
Salah satu pasangan di Taejongdae Cliff yang bikin baper. Dan, masih banyak pasangan lainnya yang bikin baper T_T. |
Letih menjelajahi Taejongdae Park, dan matahari sudah mulai turun dari singgasananya, saya pun memutuskan untuk kembali ke Stasiun Busan. Malangnya, antrean kereta amaaaaat panjang dan keretanya pun sangat lama datang. Karena di sini dulu-duluan masuknya, tidak sesuai nomor kereta lagi, jadi harus rela berdiri lama-lama. Namun, karena tak kunjung datang dan saya sudah tidak kuat berdiri lagi, saya pun memutuskan untuk jalan saja. Toh, lama jalannya dan berdirinya sama saja, sama-sama capek. Tapi kalau jalan bisa jadi lebih cepat sampai daripada berdiri menunggu yang tak jelas sampai kapan dan apakah dapat atau tidak (soalnya keretanya hanya beroperasi sampai pukul 18.30, sedangkan saat itu waktu sudah menunjukkan hampir pukul 18.00 dan antrean masih mengular).
Sekitar pukul 18.30, saya sudah berada di pemberhentian bus dan menunggu bus menuju Stasiun Busan. Saya sampai di Stasiun Busan sekitar pukul 19.30. Karena sangat lelah, dan kereta ke Seoul berangkat pukul 21.45, saya memutuskan untuk istirahat saja di Stasiun Busan (KTX). Karena khawatir, jika memaksakan ke Yongdusan Park, tidak cukup waktunya, secara mesti cari-cari dulu, apalagi jika pakai tersasar. Sedangkan kereta on time.
|
Bagian dalam Stasiun Busan KTX. |
Sebagai informasi tambahan, terkait rencana saya tidur di dalam kereta menuju Seoul untuk mengurangi pengeluaran penginapan. Jika kamu mau melakukan ini juga, saya harap tidak dilakukan saat musim dingin ya. Karena dingin banget, sedangkan kita tidak bisa menunggu di dalam stasiunnya. Inilah yang terjadi pada saya. Saya berpikir dapat menunggu di dalam stasiun kereta yang hangat. Namun, sepertinya tidak boleh karena tidak ada yang menunggu di dalam stasiun, plus pintu stasiun pun ditutup saat orang-orang sudah keluar. Karena tidak mungkin menunggu di luar dengan udara yang amat dingin, saya pun akhirnya mencari toko yang buka 24 jam, dan menunggu di sana hingga metro buka. *Thanks God, ada toko yang buka 24 jam. Bahagian banget sumpah*
Sebenarnya ada alternatif lain untuk ke Seoul tanpa menggunakan kereta, dan perjalanannya pun lebih lama. Yaitu naik bus. Berdasarkan hasil pencarian saya di google (dilakukan sebelum pergi ke Korea, tidak tahu jika ada perubahan jadwal seperti halnya dengan kereta), jam terakhir bus adalah pukul 02.00 dan tiba di Seoul pukul 06.00. Namun, karena saya terlalu khawatir tengah malam di terminal (bayangan saya terlalu negatif terkait terminal bus, karena menyamakan dengan Indonesia. Entah aslinya seperti apa di Korea karena belum mencoba kalau tengah malam), jadi opsi naik bus ini saya hilangkan.
Semoga cerita saya ini bisa menjadi info tambahan buat kamu yang ingin travel ala backpacker ke Korea Selatan. Untuk perjalanan saya ke
Seoul, lanjut di postingan selanjutnya ya.
|
Salah satu sudut di Haedong Yonggungsa Temple. |
|
Sudut lainnya di Haedong Yonggungsa Temple. |
|
Kuil kecil di Haedong Yonggungsa Temple. |
|
Bagian dalam bus. |
|
Stasiun Busan KTX di malam hari. |
halo, mau tanya itu ada tempat loker koper di station busannya? 4000 won itu per jam atau gimana? terima kasih
BalasHapusHalo juga. Untuk loker, iya ada di station busan. Tapi yg KTX ya, bukan yg subway. Lokasinya tidak jauh dari eskalator. Pas naik eskalator nanti lihat saja papan penunjuk tempat lokernya. Harga 4000 won itu saya pakai seharian. Pagi saya masukkan ke loker dan baru diambil malam harinya. Total lamanya mungkin sekitar 12 jam. Semoga menjawab ya. Silakan jika ada pertanyaan lagi. Senang bisa berbagi info. ��
HapusItu kalo naiknya mugunghwa tetep bisa titip di loker itu gak sis? Terus kopernya ukuran berapa yang bisa di taro di loker? Oh ya itu pas di gamcheon culture village itu beli petanya dimananya ya?
HapusBisa kok. Tidak beli tiket pun bisa pakai lokernya. Lokernya ada 3 size: kecil, sedang, besar. Tapi saya lupa ukuran pastinya. Kalau pakai koper yang ukurannya standar, muat kok pakai loker ukuran sedang. Kalau kopernya gede banget, bisa pakai loker yang besar, tapi harganya lebih mahal. Untuk peta gamcheon bisa dibeli di pusat informasi. Pas masuk dari pintu gerbang gamcheon, lihat ke sebelah kanan. Di situ ada rumah kecil dengan logo i dalam lingkaran. Nah di situ tempat belinya.
HapusWah.. baiklah.. Makasih banyak ya informasinya..:D
HapusSemoga bermanfaat... Sukses ya tripnya ^^
HapusHalo kak! Untuk tau jadwal bus seoul🔁busan atau untuk membelinya dimana ya kak? Makasih
BalasHapusHalo, sorry banget baru bales. Untuk jadwal bus dan pembelian bisa cek di sini: https://www.kobus.co.kr/main.do.
HapusSemoga masih berguna infonya.