Setelah sekian lama bermimpi, akhirnya kesampaian juga main ke wilayah timur Indonesia, yaitu ke Maluku. Tepatnya adalah ke Pantai Ora (Ora Beach) yang terletak di Pulau Seram, Maluku Tengah. Mungkin beberapa orang belum familier dengan Ora Beach ini, karena terbukti saat teman-temanku mengabarkan akan pergi ke Ora Beach kepada teman mereka, sebagian besar mengatakan, "di mana itu Ora Beach?"
|
The Ora Eco Resort, penginapan di atas air laut yang biru jernih. |
Karena trip ini diatur oleh temanku, jadi aku sudah terima bersih semuanya sehingga aku tidak bisa menjelaskan banyak perihal pengaturan perjalananannya. Jadi, yang akan aku share di sini adalah pengalamanku selama di sana dan pemandangan-pemandangan menakjubkan yang patut dilestarikan. Nah, jika penasaran dengan besarnya biaya yang aku habiskan, total semua biaya (termasuk tiket pesawat dan akomodasi) adalah sekitar Rp10 juta. Harga yang wow ya untuk trip domestik 5 hari.
|
Bukit-bukit dengan rimbunan pepohonan yang masih mendominasi Pulau Seram. |
|
Kabut di pagi hari yang menutupi puncak bukit. |
|
Perahu mesin sedang berlabuh di pantai dengan air laut yang jernih. |
|
Awan putih, langit biru, dan laut biru jernih. |
|
Laut lepas nan indah. |
|
Perahu polisi yang ditambat di pohon di Ora Resort. |
|
Sunset yang memukau. |
|
Rumah di atas laut. Pengalaman yang menakjubkan. |
|
Menanti mentari. |
Trip ke Pantai Ora ini aku ambil selama 5 hari, dengan 1 hari pertama dihabiskan di Ambon. Selama di Ambon ini, aku dan teman-temanku berkeliling dengan jalan kaki dan GrabCar (Ya! di Ambon sudah ada Grab, baik GrabCar maupun GrabBike. Untuk Gojek, kata driver Grabnya baru ada Gojek saja). Sementara perjalanan menuju Pantai Ora difasilitasi antar-jemput oleh Ora Resort, karena kami menginap di sana. Jika berniat untuk menginap di Ora Resort ini, kalian harus booking jauh-jauh hari. Karena kamar di sini sedikit jumlahnya.
|
Penampakan Jembatan Merah Putih, ikon Kota Ambon, di malam hari. |
Dari Ambon, kami berkendara sekitar 1 jam menuju Pelabuhan Tulehu. Dari pelabuhan ini kami naik kapal cepat ke Pelabuhan Amanai yang berada di Pulau Seram dengan waktu tempuh hampir 2 jam. FYI, kapal cepat ini tidak ada setiap waktu. Pada hari Senin-Sabtu, kapal ini beroperasi 2 kali dalam sehari, yaitu pagi (pukul 9) dan sore (pukul 4); sedangkan pada hari Minggu hanya beroperasi 1 kali, yaitu pukul 11 siang. Karenanya, harus cermat banget menentukan jadwal perjalanan agar tidak tertinggal.
|
Gerbang Pelabuhan Tulehu. |
|
Kapal cepat yang membawa kami ke Pulau Seram. |
Setibanya di Pelabuhan Amanai, kami berkendara menuju Desa Saleman dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam. Pemandangan di Pulau Seram ini cukup berbeda dengan Ambon yang cukup padat bangunannya. Di Pulau Seram, paling tidak di daerah yang aku lewati menuju Desa Saleman, jarak antar rumah tidak terlalu berdekatan; dan hanya di beberapa wilayah saja yang rumah/bangunannya banyak, sisanya hanya 1-3 rumah dengan jarak yang berjauhan dan dikelilingi pepohonan. Bahkan, di rute terakhir kami, di kanan-kiri jalan tidak ada rumah, hanya hutan lebat sejauh mata memandang. Jika lewat jalur ini pada malam hari, aku yakin bahwa aku akan berdoa sepanjang jalan, karena pasti sangat menyeramkan. Sepanjang perjalanan pun, aku hanya berpapasan dengan 1-3 kendaraan. Namun yang aku takjubkan, jalanan di sini sudah beraspal mulus, hanya 1-2 titik saja yang jalannya rusak.
|
Padatnya Kota Ambon. |
|
Rumah-rumah di Pulau Seram yang cukup berjarak satu sama lain. |
|
Masih menemukan beberapa rumah yang dibangun dengan kayu. Namun sejujurnya, aku paling suka rumah kayu begini. Lebih keren daripada rumah semen. |
|
Salah satu rumah semen. Penataan tamannya indah, suka juga sama rumah ini. *ngak konsisten ih :))* |
|
Pemandangan yang sering ditemukan di Pulau Seram: pepohonan. |
|
Beberapa km sebelum tiba di Desa Saleman, pemandangan di kanan kiri jalan hanyalah hutan. Pastinya menyeramkan sekali jika lewat sini saat Matahari telah terbenam. Namun untungnya, jalanan sudah beraspal mulus. |
Setibanya di Desa Saleman, kami berganti kendaraan. Meskipun Pantai Ora masih berada di kawasan Pulau Seram, sayangnya tidak ada akses darat menuju ke sana sehingga harus menggunakan perahu mesin untuk menyeberang. Waktu tempuhnya hanya sebentar, sekitar 30 menit, dan langsung turun di depan Ora Resort.
|
Bintik-bintik putih di kaki bukit itu adalah Desa Saleman, yang jaraknya 30 menit dengan menggunakan perahu di foto ini. |
|
Tempat perahu mesin berlabuh di Ora Resort. |
Ora Resort memiliki 2 tipe kamar: rumah darat dan rumah laut. Rumah darat ini berada di tepi pantai, sedangkan rumah laut berada di atas permukaan laut. Karena rumah di tepi pantai sudah biasa, jadi aku sangat menyarankan kalian untuk menginap di rumah laut. Rumah laut ini sungguh menakjubkan. Dari balkon, kita bisa melihat langsung terumbu karang dan ikan-ikan yang ada persis di bawah rumah kita. Air lautnya yang amat jernih pasti membuat siapa saja ingin langsung menyeburkan diri dari balkon. Namun sayangnya, lebih baik itu tidak dilakukan. Karena laut yang ada di depan rumah laut merupakan habitat bulu babi yang sengatannya amat beracun.
|
Rumah laut, yang berdiri di atas laut. Total ada 7 rumah, 6 rumah bisa diisi maksimal 3 orang dan 1 rumah bisa diisi maksimal 9 orang. |
|
Rumah darat, yang berada persis di sisi pantai. Di depannya langsung pasir pantai untuk bermain-main dengan pasir dan laut bening yang bisa untuk berenang. |
|
Rumah darat yang terletak depan pintu masuk Ora Resort. |
|
Warna air laut di belakang rumah laut. Bagai batu permata ya. |
|
Pemandangan bawah laut yang diambil dari balkon rumah laut. Bisakah kalian menemukan bulu babi di foto ini? |
|
Air laut yang jernih di belakang rumah laut bebas dari bulu babi. Jadi aman berenang di sini. |
|
Salah satu jenis ikan yang ada di Ora Beach. |
|
Ular laut, yang racunnya lebih kuat dari kobra, kutemukan berenang cantik di depan rumah laut. Selama tidak mengganggunya, dan menjauh saat dia naik ke permukaan untuk bernapas, kita akan baik-baik saja. |
|
Bertemu kepiting yang mampir di balkon rumah lautku. |
|
Siput laut yang berada di depan sang kepiting. Mungkin sang kepiting sedang mengincar makhluk kecil ini. |
Banyak orang yang mengatakan bahwa Pantai Ora adalah surga yang tersembunyi, atau Maladewa-nya Indonesia. Dan aku sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Karena keindahan Pantai Ora ini memang luar biasa. Lautnya yang biru jernih sungguh memesona, terumbu karang dan beragam ikan yang bisa terlihat dengan mata telanjang, saking jernihnya. Bahkan setiap pagi bisa melihat schooling fish di bawah restoran. Buatku, empat hari di Pantai Ora rasanya tuh masih kurang. Hahaha.
|
Kumpulan ikan di bawah restoran. Setiap akan atau sesudah makan, bisa nonton ikan-ikan cantik berenang. |
|
Inilah restoran di atas laut, yang bisa makan sambil lihat ikan berenang. |
|
Restoran terbuka, sambil makan bisa mencium bau laut dan merasakan semilir angin laut. |
|
Schooling fish yang bisa dilihat setiap pagi di bawah restoran. Coba hitung, ada berapa ikan-ikan ini? |
|
Surga dunia, bukti kehebatan Tuhan dalam menciptakan alam semesta. |
Selama di Ora Resort, kami tidak hanya berdiam diri di kamar atau sekitar resort. Kami juga melakukan snorkeling di laut bebas yang jaraknya tidak jauh dari Pantai Ora (snorkelingnya ekstrem Say, samping palung!), ke Pulau Tujuh, Tebing Batu, dan Mata Air Belanda (mata air tawar yang muncul di pantai, sehingga bercampur dengan air laut). Aku pun beruntung karena dalam perjalanan ini bisa melihat kawanan lumba-lumba liar meloncat-loncat di atas permukaan air.
|
Kawanan lumba-lumba yang sedang naik ke permukaan air. |
|
Tebing Batu. Di salah satu tebing ini terdapat gua yang menjadi spot foto kekinian. |
Informasi terakhir: di Ora Resort tidak ada wifi dan provider yang mampu mencapai area ini hanyalah Telkomsel. Jadi, kalau kalian maniak sosmed, atau butuh mengabari orang terkasih setiap waktu, dan sayangnya bukan pengguna Telkomsel, aku sarankan untuk ganti provider dulu sebelum berangkat.
|
Keindahan Pantai Ora sudah patutnya kita jaga bersama, bukan hanya pemilik resort saja. Jangan mentang-mentang kita tamu dan membayar, lalu bisa seenaknya buang sampah, apalagi di laut yang indah dan jernih ini. |
Happy travelling dan semoga bermanfaat ^^
Komentar
Posting Komentar