Seperti janji saya pada postingan sebelumnya (di
sini dan di
sini), postingan ini akan menceritakan pengalaman saya selama di Seoul, Korea Selatan. Selamat membaca ^^
Seoul
Seperti yang saya ceritakan di
sini, bahwa saya sampai di Seoul dini hari dan harus numpang menghangatkan diri di toko 24 jam hingga Subway buka. Saya sangat bersyukur menemukan orang-orang baik selama di Korea ini, salah satunya petugas toko ini, yang memperbolehkan saya menunggu di sana hingga Subway buka bahkan mengajak saya mengobrol meskipun kami saling tidak mengerti bahasa satu sama lain. Walau begitu, kamu tetap harus waspada ya, karena kejahatan tetap ada di mana-mana.
Saat Subway sudah dibuka, saya bergegas menuju tempat penginapan yang berada di wilayah Jongno:
Hostel Chloe Jongno. Jika kamu tidak bermasalah dengan ukuran dan kamar mandi yang kecil, tempat ini bisa kamu pilih. Apalagi tempat ini dikelilingi tempat makan (tapi bagi kamu yang muslim, mesti cek-cek lagi sih takut tidak halal) dan beberapa objek wisata yang bisa didatangi hanya dengan jalan kaki, seperti Tapgol Park (5-10 menit), Cheonggyecheon Stream (15 menit), Gyeongbokgung Palace (30 menit), Patung King Sejong dan Admiral Yi Sun-Shin (30 menit), Insadong (tempat belanja souvenir), dan banyak lagi.
Kembali ke kisah saya untuk ke penginapan, sesampainya di Stasiun Jongno sam (3)-ga (line 1), saya mencoba cari wifi untuk mencari cara ke penginapan (saya tidak kepikiran untuk mencarinya saat di hostel di Busan T_T), tetapi tidak dapat. So, saya pun mencoba cari orang yang dapat membantu. Karena itu masih pagi buta, jadi hanya segelintir orang yang lewat. Beberapa terlihat buru-buru, beberapa tidak mengerti bahasa saya, dan beberapa tidak tahu alamat yang saya berikan dan langsung pergi karena sepertinya buru-buru. Sampai akhirnya, setelah terus berusaha, ada juga yang bisa membantu saya. Dia pun mengeluarkan GPS-nya dan menunjukkan ke saya pintu keluar dan arah yang mesti saya lalui. Dan, akhirnya saya sampai di hostelnya. Namun, malang kembali menimpa saya. Hostel ini baru bisa check in pukul 15.00 dan petugasnya baru datang pukul 10.00, sedangkan saat itu waktu masih menunjukkan pukul 06.00, masih ada 4 jam sampai petugasnya datang. Setelah 2 jam menunggu, juga kedinginan, dan rasanya terbuang percuma waktunya hanya untuk menunggu, akhirnya saya memutuskan kembali ke Subway dan meletakkan barang-barang saya di loker lalu mulai menjelajah.
Destinasi pertama adalah
Changdeokgung Palace. Dari Jongno sam(3)-ga, keluar melalui exit 6, lalu jalan terus mengikuti papan petunjuk jalan. Fyi, di Korea Selatan, papan petunjuk arah khusus untuk objek wisata akan diberi warna cokelat sehingga memudahkan turis yang ingin mencari tempat wisata, dan buat saya pribadi ini membantu banget.
|
Gerbang masuk Changdeokgung Palace. |
|
Di tempat yang ramai itu adalah tempat pembelian tiketnya. |
|
Singasana raja. |
Harga tiket masuknya adalah ₩3.000 (belum termasuk tiket masuk ke Secret Garden yang harganya ₩5.000), tapi jadi gratis kalau pakai hanbok (baju tradisional Korea). Kalau berniat ke
Changgyeonggung Palace, (tiket ₩1.000),
Deoksugung Palace, (tiket ₩1.000),
Gyeongbokgung Palace, (tiket ₩3.000) dan Jongmyo Shrine (gratis) juga, kamu bisa beli tiket terusan yang harganya ₩10.000, lebih murah jadinya karena harga tiket ini sudah termasuk tiket masuk ke Secret Garden di Changdeokgung Palace dan tempatnya pun berdekatan, asal kakinya kuat jalan :). Info lengkapnya bisa dilihat di webnya masing-masing.
|
Tiket masuk Changdeokgung Palace. |
Selesai melihat-lihat, saya lalu menuju destinasi selanjutnya: Bukchon Hanok Village, untuk mencari rumahnya Park Kae In dan Jeon Jin Ho dari serial drama Personal Taste ^^. Saya berjalan kaki dari Changdeokgung Palace karena letaknya yang berdekatan. Namun, kawasan Bukchon Hanok Village ini sangat luas, dan karena tujuan utama saya adalah mencari rumah Park Kae In itu, jadi cukup lama muter-muter di sini akibat bingung di mana lokasinya. Setelah jalan sana jalan sini, saya ketemu 2 orang yang memakai baju merah. Saya bingung menyebut mereka ini apa, pokoknya mereka adalah orang yang ditugaskan untuk membantu para turis menemukan lokasi yang dicari. Jadi, jika kamu bingung dan menemukan 2 orang berseragam merah-merah, tanya saja ke mereka. Tidak semuanya bisa bahasa Inggris, tapi mereka mencoba dengan keras membantu dan berhasil kok. Kalau ketemu yang tidak bisa bahasa Inggris, dan kamu punya foto tempat tujuanmu, tunjukkan saja fotonya ke mereka, mereka akan memberitahukan jalannya dari map yang mereka bawa dan itu juga bisa kita minta. Berkat merekalah, saya berhasil mengabadikan rumah impian saya ini dalam foto. Hahhaha.
|
Kediaman Park Kae In dan Jeon Jin Ho. |
Puas menjelajah Bukchon Hanok Village, saya lalu pergi ke Insadong. Di sini, adalah salah satu pusat belanja murah barang-barang souvenir. Jadi, klo mau beli oleh-oleh khas Korea bisa di sini. Dari Bukchon Hanok Village, cari Stasiun Anguk, letak Insadong ada di dekat pintu exit 6 Stasiun Anguk.
|
Di kanan kiri sepanjang jalan Insadong ini banyak penjual souvenir khas Korea. |
|
Tak jauh setelah keluar dari Stasiun Anguk, kamu akan melihat pemandangan ini. |
Waktu sudah menunjukkan pukul 02.00, satu jam lagi sudah bisa check in. Jadi, saya kembali ke Subway untuk mengambil barang. Di sini, lokernya cukup membingungkan dibandingkan dengan loker yang saya gunakan di Stasiun Busan KTX, dan menguras duit saya hingga ₩8.000 T_T. Entah saya yang salah atau memang begitu. Saya pun tak tahu. Jadi, saat memasukkan barang tadi pagi, dilayar tertera perintah untuk memasukkan uang ₩4.000. Setelah saya memasukkan uang baru loker ke kunci. Dan, saat saya mengambil, dilayar juga ada perintah untuk memasukkan uang dengan jumlah yang sama, baru loker kebuka. Hiks, mahalnya.
Setelah check in, saya memilih untuk tidur terlebih dahulu, karena tidur tadi malam hanya sebentar dan seluruh badan pun sudah mengajak untuk tidur. Pukul 7, badan sudah mulai bugar dan siap menjelajah lagi. Tujuan malam ini hanya satu tempat: Myeongdong, pusatnya kuliner kaki lima dan kosmetik. Untuk ke Myeongdong sebenarnya bisa jalan kaki dari hostel, sekitar 30 menit. Tapi untuk menghemat tenaga, saya memilih naik Subway dan turun di Stasiun Myeongdong dan keluar melalui exit 7.
|
Myeongdong di siang hari. |
|
Myeongdong di malam hari. |
Di hari kelima, destinasi saya adalah
Nami Island dan
Petite France di daerah Chuncheon. Untuk ke sini, kita bisa naik Subway dan transit di Stasiun Cheongnyangni (line 1) lalu naik yang ke Mangu/Chunceon (Line Gyeongchun), dan turun di Stasiun Gapyeong. Dari Stasiun Gapyeong, bisa naik Gapyeong Tour bus seharga ₩6.000 yang bisa dipakai seharian ke semua lokasi wisata yang dilalui bus ini. Untuk jadwal bus bisa dilihat di bagian informasi-lokasi dari web
ini.
|
Tiket Gapyeong Tour Bus yang bisa dibeli langsung dari supirnya. |
Karena saat saya tiba busnya baru ada sekitar 1 jam lagi, jadi saya naik taksi dari Stasiun Gapyeong ke Nami Island dengan membayar ₩3.600. Namun, dari hasil searching, bisa kok jalan kaki ke Nami Island dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Masuk ke Nami Island bayar ₩8.000 (sudah termasuk biaya kapal feri yang akan menyeberangkan pengunjung dari pelabuhan ke Nami Island).
|
Kalau mau menantang adrenalinmu, kamu bisa coba Zip-wire ini untuk sampai ke Nami Island, tidak perlu memakai kapal feri. Tapi biayanya cukup mahal: ₩38.000. |
|
Bagian "Imigrasi" Republik Nami. Di sinilah tempat membeli "visa" ke Nami Island. |
|
"Visa" untuk masuk ke Republik Nami. Visa ini hanya tiket kok, jadi kamu tidak perlu menunjukkan paspor saat beli tiket. |
Di Nami Island ini saya menemukan momen yang luar biasa: merasakan hujan salju serta melihat salju untuk pertama kalinya. Senangnya impian untuk melihat salju terpenuhi. Alhamdulillah ^^.
Mengitari seluruh pulau Nami membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam, karena pulau ini tidak terlalu besar. Dan, jika lapar, di sini juga tersedia aneka restoran, yang halal pun ada plus tempat untuk shalatnya.
|
Saat keluar dari kapal, es besar inilah yang akan kamu lihat pertama kali. (Tapi kalau sudah tidak musim dingin, saya tidak tahu apakah es ini masih ada atau tidak.) |
|
Ketiban sial terus? Boleh kali coba mengunjungi Nami Island. |
|
Berbagai bahasa tertulis di bawah patung-patung ini, salah satunya Indonesia: Terima kasih. |
|
Jika kamu kehabisan Won, saran saya carilah ATM ini, karena ATM ini yang paling enak dipakai untuk segala kartu debit Indonesia. Temanku sudah mencoba beberapa ATM dengan kartu debit Danamonnya, tapi semua gagal. Pas ketemu ATM ini terus dicoba, berhasil!!! Dan, itu juga yang disarankan oleh seorang bloger yang blognya saya temukan saat mencari tentang pengambilan uang di Korea. |
|
Salah satu spot cantik dan terkenal, karena spot ini ada di drama yang hits banget: Winter Sonata. |
|
Patung dari salah satu adegan Winter Sonata. |
Puas berkeliling, saya memutuskan untuk menyudahi jelajah saya di Nami Island dan mulai menjelajah ke Petite France. Dari pelabuhan Nami Island, saya naik Gapyeong Tour Bus, karena takut mahal jika naik taksi. Tip: sediakan permen atau kantong plastik jika perut gampang mual, karena jalannya berkelok-kelok dan waktu tempuhnya pun sekitar 1 jam lebih.
Di Petite France ini, sudah ada beberapa drama Korea yang mengambil lokasi syuting di sini, salah satu yang terkenal dan favorit saya adalah You Who Came from the Star yang pemainnya Kim Soo Hyun. Masuk ke sini bayar ₩8.000. Saya juga menghabiskan waktu di Petite France selama 2 jam. Dan, Petite France adalah destinasi terakhir saya di hari kelima ini.
|
Tiket masuk Petite France |
|
Gerbang depan Petite France. |
|
Spot ini bisa kamu temukan di drama You Who Came from the Star. |
|
Jika kamu penyuka drama Oh My Geum Bi, pasti tahu pohon lonceng ini. |
|
Selain menggunakan Subway, kamu juga bisa naik ITX dari Stasiun Cheongnyangni. Ini caranya jika kamu mau naik ITX. |
Untuk tiga hari terakhir saya di Seoul, tidak banyak yang bisa saya ceritakan. Jadi, saya tuliskan dalam poin destinasi saya selama tiga hari tersebut, sedangkan cara ke sananya bisa di klik link yang saya sisipkan.
|
Apgujeong Rodeo Street di pagi hari. Masih Sepi ciyns. |
|
Salah satu sudut Apgujeong Rodeo. |
|
Sudut lainnya di Apgujeong Rodeo. Kalau malam pasti cantik banget. |
|
CNBLUE di Hallyu Kstar Road. |
|
KStar Road. |
|
Siapa yang suka EXO??? |
|
Gwanghwamun Gate. Gerbang utama dari Gyeongbokgung Palace. |
|
King Sejong Statue. Di bawah patung ini ada museum King Sejong dan Admiral Yi Sun-Shin, gratis. Pintu masuknya ada di belakang patung ini. |
|
Admiral Yi Sun-Shin Statue. |
|
Meski sudah sekian tahun (maaf saya lupa ini kapan kejadiannya T_T), tapi mereka masih menuntut kejelasan tentang tragedi kapal feri ke Jeju. Mereka membangun tenda-tenda di depan patung Admiral Yi Sun-Shin. |
|
Cheonggyecheon Stream. |
|
Dari Myeongdong, bisa jalan kaki menuju Cable Car yang akan membawa ke Namsan Tower. Waktu tempuh sekitar 30 menit. |
|
Di samping tugu ini ada lift yang akan membawa pengunjung ke Namsan Cable Car. |
|
Namsan Tower. |
|
Gembok cinta. |
|
Namsan Tower di malam hari. Dari apa yang saya baca, warna lampu di Namsan Tower ini akan berubah sesuai dengan tingkat polusinya. Namun saya lupa kalau biru itu polusinya rendah atau tinggi. |
|
Seoul malam hari. |
|
Gedung KBS, yang suka dipakai untuk opening 2 Days 1 Night |
|
Member of 2 Days 1 Night Season 3. |
|
Poster Hwarang di depan pintu masuk KBS. |
5. Itaewon untuk shalat masjid besar Itaewon. Untuk ke masjid, dari Stasiun Itaewon keluar melalui exit 3. Menemukan belokan pertama, yang ada pemadam kebakarannya, belok ke kanan. Lalu jalan terus sekitar 100m, di persimpangan ketiga belok kiri dan jalan 200m. Dari depan, tidak terlihat bahwa itu masjid, hanya dinding-dindingnya yang berwarna biru saja yang terlihat seperti masjid, karena memang itu hanya dinding pagar. Bangunan masjid sebenarnya ada di dalam. Jika bingung, bisa tanyakan ke penduduk lokal, sebagian besar mungkin bisa bahasa Inggris atau melayu karena di sini masyarakatnya dari beragam negara. Dan, di sini juga kamu bisa nyobain segala makanan Korea yang halal.
|
Pemadam kebakaran, patokan untuk belokan ke masjid. |
|
Masjid Besar Itaewon. |
6.
Songdo, tempat si krucil Triplet dari The Return of Superman tinggal. Tempat ini sangaaat jauh dari Seoul, kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan Subway, lebih lama dari perjalanan ke Nami Island.
|
Rumah Song Triplet. |
|
Central Park, tempat bermain Song Triplet. Dan, saya cinta banget dengan taman ini, benar-benar nyaman untuk bermain anak-anak. |
Terakhir, jika kamu berminat untuk mencoba tinggal di rumah tradisional Korea (Hanok), salah satu yang bisa dicoba adalah
Charm Hanok Guest House yang masih di area Jongno. Pemiliknya baik banget, dan nuansa tradisional Koreanya berasa. Dan, guesthouse ini juga dekat sama 2 Subway: Jongo Sam (3)-ga dan Anguk.
|
Bagian dalam Charm Hanok Guest House. Nyaman banget meski kecil. |
|
Pintu masuk Charm Hanok Guest House. |
Rincian pengeluaran saya:
1. Untuk sehari-hari (makan, transport, tiket masuk, dan lainnya) selama 9 hari, saya menghabiskan sekitar ₩750.000, atau sekitar Rp9.000.000,- (dengan 1 won = Rp12). Umumnya, saya makan tteoppoki dan odeng yang harganya berkisar ₩1.000-3.000 serta membawa bekal 5 bungkus mi instan dari Indonesia. Rata-rata makanan di restoran Korea (yang standar) berkisar ₩10.000-20.000. Saya makan "enak" ini hanya di Nami Island dan Itaewon yang jelas ke-halal-annya. Meskipun tteoppoki dan odeng juga belum jelas halalnya, tapi paling tidak mereka jelas-jelas tidak pake daging dan dari beberapa referensi kaldu yang dipakai untuk odeng adalah kaldu rumput laut atau tulang ikan. Ya, Bismillah aja deh. :D.
Apakah kehidupan saya di sana nelangsa? Buat saya sih tidak, karena satu porsi tteoppoki itu bikin kenyang banget sampai waktu makan kemudian. Jadi makan tteoppoki atau odeng saja sudah cukup banget buat saya. Dan fyi, porsi makan orang Korea itu 2 kali lipat orang Indonesia umumnya. Saat saya makan "enak dan normal" di Nami juga Itaewon, 1 porsinya cukup untuk saya dan teman saya. Jadi, makan di Korea emang hemat banget.
2. Untuk penginapan: Popcorn Guesthouse Busan Station, 2 malam = ₩63.000 (Rp756.000); Hostel Chloe Jongno, 4 malam = ₩126.000 (Rp1.512.000); Charm Hanok Guesthouse, 1 malam = ₩65.000 (Rp780.000). Jika ditotal, habis ₩254.000 (Rp3.048.000). Dan biaya ini ditanggung berdua, saya dengan teman saya. Jadi masing-masing orang membayar ₩127.000 atau sekitar Rp1.524.000.
Jadi, jika ditotal dalam rupiah untuk pengeluarannya selama 9 hari di Korea (tidak termasuk oleh-oleh ya) adalah Rp10.524.000.
Semoga berkenan dengan tulisan saya ini dan juga bisa membantu bagi yang ingin jalan-jalan ke Korea Selatan tanpa menggunakan tur. Semoga juga kamu bisa segera menyusul ke sana ya. Dan, semoga saya bisa kembali ke sana. ^^
Terima kasih sudah berkunjung.
|
Salam dari Namsan Tower. |
Komentar
Posting Komentar